Flag Counter

Tomok

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jika anda sudah sampai di Parapat, sayang sekali jika Anda tidak mengunjungi Tomok, sebuah desa kecil di pesisir timur Pulau Samosir. Sebagai gerbang timur Pulau Samosir, banyak atraksi dan keelokan Tomok yang menjadi potensi wisata dan menarik perhatian wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Banyaknya makam dan benda-benda peninggalan dari zaman megalitikum dan zaman purba menjadikan lokasi ini sebagai salah satu situs kebudayaan Batak yang sudah cukup terkenal di kalangan wisatawan.

Jika perjalanan dari Medan menuju Parapat memakan waktu sekitar 4 – 5 jam, maka dari Parapat menuju Tomok sendiri akan menempuh waktu kurang lebih 1 jam untuk menyeberang ke pesisir Pulau Samosir ini. Bila Anda membawa kendaraan roda empat, Anda bisa menyeberang ke Pulau Samosir menggunakan ferry. Sedangkan yang berencana berkeliling dengan berjalan kaki atau hendak menyewa motor nantinya, Anda bisa menumpang kapal dengan cukup membayar Rp 5.000,- saja (2012). Lokasi di mana Tomok berada sangat mudah dijangkau karena posisinya berada di tepi dermaga. Dari dermaga ini, Anda cukup berjalan sebentar untuk menemukan Desa Tomok.

Sekarang, mari menyusuri Tomok!

Turun dari kapal penumpang dan berhasil menjejakkan kaki di tanah Samosir, Anda akan memasuki Desa Tomok. Memasuki gerbang Desa Tomok, Anda harus membayar tiket masuk sebesar beberapa ribu rupiah saja. Tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Beberapa langkah dari pintu masuk, sebuah tugu putih berdiri kokoh menyambut kedatangan para pengunjung. Spot yang bagus untuk mengabadikan kedatangan Anda di gerbang Pulau Samosir ini. Dibaliknya, terdapat bangunan besar beratapkan khas rumah Batak “Selamat Datang di Tomok.”

Bergerak lagi beberapa langkah, Anda sudah resmi memasuki Desa Tomok. Kios-kios pedagang aneka cendera mata dan oleh-oleh dari Tomok siap menyambut Anda. Kios-kios yang berjajar di kiri kanan jalan ini menjual aneka macam barang dagangan, mulai dari pakaian, aksesoris, selendang, tas, dan bahkan ukir ukiran khas daerah setempat yang bisa Anda beli dan bawa pulang sebagai buah tangan. Tips ketika Anda mau berbelanja cendera mata di sini adalah jangan ragu menawar. Biasanya, para pedagang akan memberikan tawaran harga yang cukup tinggi. Kalau Anda pintar bernegosiasi, Anda bisa mendapat harga bahkan sepertiga dari harga yang ditawarkan.

Ada tiga objek wisata wajib ketika Anda berada di desa Tomok ini, terutama bagi para wisatawan yang memiliki keterbatasan waktu. Tiga objek wisata ini adalah Museum Batak, makam Raja Sidabutar, dan rumah adat orang Batak beserta patung Sigale-gale.

Setelah berjalan menyusuri kios-kios pedagang cendera mata tersebut, maka Anda akan sampai di lokasi di mana terdapat rumah adat orang Batak. Rumah adat ini berbentuk rumah panggung yang terbuat dari kayu. Bangunannya masih berdiri dengan gagah, ditopang tonggak-tonggak kayu yang berfungsi sebagai pilar utama. Rumah adat ini menggunakan sistem pasak, di mana batang-batang kayu dibuat saling mengunci dengan pasak yang langsung dipahat pada bagian kayu tersebut sehingga bangunan tersebut bisa berdiri dengan kokoh.

Ada dua macam rumah adat sesuai fungsinya. Rumah adat berukuran besar bernama Rumah Bolon, merupakan rumah adat khusus para raja beserta keluarganya. Sedangkan rumah adat berukuran lebih kecil bernama Siamporik, merupakan kediaman para bangsawan atau orang-orang kaya. Di depan rumah adat Bolon inilah terdapat patung Sigale-gale. Sigale-gale merupakan nama sebuah boneka kayu yang bisa digerakkan untuk menari. Jika Anda datang pada saat yang tepat, Anda bisa menonton pertunjukan tari patung Sigale-gale ini dengan tariff seikhlasnya.

Setelah mampir dan melihat-lihat rumah adat Batak beserta patung legendaris Sigale-gale, Anda bisa mengunjungi makam raja kuno Sidabutar. Ketika memasuki kompleks makam, terlihat beberapa batu berukirkan kepala manusia. Batu tersebut merupakan peti atau kubur yang tidak dimasukkan ke dalam tanah, melainkan berada di permukaan tanah. Di dalam peti tersebut telah dimakamkan raja-raja keturunan Sidabutar. Di sinilah letak keunikan dari makam tersebut yang menarik untuk diketahui lebih jauh lagi.

Setelah mengunjungi makam raja kuno Sidabutar, Anda bisa melanjutkan wisata sejarah dan budaya di Desa Tomok ini dengan menuju ke Museum Batak. Museum ini dibangun menyerupai rumah adat Batak. Museum ini memiliki sejumlah koleksi diantaranya adalah beberapa peninggalan seperti senjata, pakaian adat, dan alat rumah tangga orang Batak kuno. Jika Anda ingin mengabadikan gambar sebagai kenang-kenangan, Anda diperkenankan memakai pakaian adat Batak yang tersedia. Untuk mengunjungi museum ini, Anda tidak akan dipungut biaya apa pun.

Jalan-jalan di Tomok meninggalkan kesan dan kenangan tersendiri. Sudah siap untuk berkelana?

 

Sumber : http://medan.panduanwisata.com/wisata-desa/tomok-situs-kebudayaan-batak-di-pesisir-pulau-samosir/

 

 

" Sejarah " MAKAM RAJA SIDABUTAR" di TOMOK - PULAU SAMOSIR DANAU TOBA

Sore itu kami berjalan menelusuri Tomok sebuah nama desa di Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba Sumatera Utara...kami singgah sejenak disebuah makam yang tak lain makam Raja Sidabutar Raja di desa itu pada masa sebelum dan sesudah masehi. Konon katanya kampung itu dulu diberi nama TOMOK, yang artinya GEMUK dulu raja memimpin masih dengan adat tradisional kuno dimana saat itu juga belum ada agama yang ada adalah agama Parmalim yang menganut kepercayaan terhadapa patung dan berhala dan hukum yang berlaku juga saat itu adalah hukum pancung dimana apabila seseorang itu bersalah kepalanya di penggal.. sejenak kami perhatikan banyak patung-patung kepala yang tersusun disamping makam raja sebagai bentuk simbolis. disamping makam raja ada 2 patung gajah. dimana dulu katanya untuk memperebutkan seorang gadis yang akan menjadi permai surinya mempersembahkan 2 ekor gajah yang telah dimistik oleh panglima perangnya yang berasal dari perbatasan Aceh. tampak juga di tempat itu ada meja dan kursi persidangan dimana tempat raja dulunya duduk bersama panglima dan pembantunya. meja dan kursi tersebut asli terbuat dari batu yang dipahat. demikian juga makam raja tersebut asli terbuat dari batu dan diukir patungnya dan panglima perangnya. serta dibelakangnya turut juga patung permai surinya. tepat di depan makam ada sebuah pohon tua yang disebut Pohon Besi karena pohon tersebut sangat susah untuk ditebang dulu katanya pohon itu menjadi tempat untuk mengikatkan tali kapal yang berlabuh. dan apabila terkena air, pohon itu semakin kuat dan keras.. dan ceritanya pada saat gempa aceh dan nias pohon itu bergetar dan getarannya sangat terasa. itu pertanda pohon itu memiliki kekuatan mistis atau gaib. hingga sekarang areal pemakaman itu masih terjaga, walau ada beberapa patung yang sudah lenyap termakan usia, namun masih meninggalkan bekas. didekat makam ada sebuah losung (lesung) tempat menumbuk padi jaman dahulu yang terbuat dari batu dan alunya dari kayu itu dulu katanya jika ada pemuda yang akan berpacaran tidak boleh bertemu ditempat yang tersembunyi harus bertemu di depan lesung itu sambil menumbuk padi. beda dengan sekarang..dimana ada tmpat sepi disitu ada 2 sejoli..hehehe. kalo dulu katanya apa bila ketahuan akan dihukum. bertanam padi selama 6 bulan. sebelum beranjak dari makam raja kami sempat berfoto dan ketika akanmelangkahkan kaki saya sempat menyentuh dagu patung raja tersebut. karena mitosnya kalo kita nyentuh dagu patung sang raja dan kita meminta sebuah keinginan akan dikabulkan. percaya ga percaya dicoba deh..heheh sapa tau beneran...tapi gag bermaksud jadi agama parmalim ya..hahaha.masih banyak cerita yang dapat diperoleh jika pembaca tertarik pergilah berkunjung ke tomok anda dapat menyebrang dari kota parapat dengan menaiki kapal motor atau kapal Ferry dari ajibata apabila anda ingin membawa kenderaan/mobil anda. karena selain Tomok anda juga dapat menikmati hangatnya Hot Spring tempat pemandian air Panas di Pangururan. sebagai informasi disana untuk mandi memang cukup mahal kalau menyewa kolam renang keluarga harus membayar Rp.10.000 per orang untuk 1 jam saja. dan jika hanya mandi di kamar mandinya saja tidak perlu bayar alias gratis.. tapi ada tapinya.. harus WAJIB Makan dan MINUM kalo ga ya bayar juga Rp.10.000-, hehehe sama juga toh? beda dengan sidebu-debuk yang ada di Berastagi bayar Rp.5000 paling mahal da Puas ampe bosan. tapi ada bedanya lho..kalau di pangururan kita mandi aroma belerangnya hampir tidak kecium rasa airnyapun sangat pahit dan sepertinya untuk terapi pengobatan gatal-gatal, masuk angin di pangururan sangat terasa efeknya. berbeda dengan di sidebu-debuk mandi 5 menit saja aroma belerangnya sangat terasa. bahkan sudah mandi dengan sabun pun baunya masih terasa dan butuh beberapa hari untuk menghilangkan baunya. nah tergantung anda suka yang mana..sesekali boleh donk jalan kesana...klo mau langsung ke medan anda dapat menempuh jalur TELE, terus ke SIDIKALANG, TONGGING, BRASTAGI, dan Ke Medan... namun info juga jalan kesana tidak begitu baik dan memakan waktu yang cukup lama untuk menempuh tongging. setelah beranjak dari makam raja kami berjalan menelusuri pasar tomok tempat dimana dijual berbagai macam cindera mata..tidak terlalu mahal kok..yg penting kita pintar menawar dari harga 40.000 bisa menjadi 20.000 bahkan 15.000 yang penting pintar menawar gak usa takut..orang batak disana baik-baik kok.. gang ada lagi org batak yang makan daging manusia disana..hehehe. alangkah lebih baik kalo kita bisa ajak teman yang udah pernah kesana biar jalannya lebih afdol lagi.. sejenak ketika saya melihat-lihat cendera mata, saya sejenak memperhatikan sebuah seruling.. dan saya coba memainkannya.. si penjual tercengang dan bahkan yang penjual yang sempat tertirdurpun terbangun" bah malonai ho ito namarsulim i..sampe tardungo au" (pintar kali abang mainkan serulingnya, sampai aku terbangun) katanya dan ada juga seorang ibu yang menanyakan saya marga apa dan dari mana. tidak sedikit pujian yang mereka lontarkan pada saya..samapai-sampai saya tersipu malu...hehehe...(baen jo ito salagu nai...) buat dulu bang satu lagu lagi katanya..bah...enak kali...jadi ketagihan neh..bayarlah ucapku dalam hati..hehehehe. akhirnya setelah selesai berbelanja ria dengan teman-teman kamipun naik kekapal untuk menuju kembali ke Parapat..See u Tomok...See U makam Raja Sidabutar" perlu dilestarikan sejarah budaya batak yang seperti itu karena didalamnya terkandung norma-norma dan kaidah--kaidah yang patut ditiru, baik dari segi kedisiplinan, ketatakramaan dan Adat istiadatnya yang sangat berpengaruh terhadap moral Anak Muda jaman sekarang" Horas...Horas..Horas...

 

Sumber : http://brandowsiborow.blogspot.com/2010/06/sejarah-makam-raja-sidabutar-di-tomok.html

 

 

Patung Sigale gale

Dahulu kala ada seorang Raja yang sangat bijaksana yang tinggal di wilayah Toba. Raja ini hanya memiliki seorang anak, namanya Manggale. Pada zaman tersebut masih sering terjadi peperangan antar satu kerajaan ke kerajaan lain.

Raja ini menyuruh anaknya untuk ikut berperang melawan musuh yang datang menyerang wilayah mereka. Pada saat peperangan tersebut anak Raja yang semata wayang tewas pada saat pertempuran tersebut.

Sang Raja sangat terpukul hatinya mengingat anak satu-satunya sudah tiada, lalu Raja jatuh sakit. Melihat situasi sang Raja yang semakin hari semakin kritis , penasehat kerajaan memanggil orang pintar untuk mengobati penyakit sang Raja, dari beberapa orang pintar (tabib) yang dipanggil mengatakan bahwa sang Raja sakit oleh karena kerinduannya kepada anaknya yang sudah meninggal. Sang tabib mengusulkan kepada penasehat kerajaan agar dipahat sebuah kayu menjadi sebuah patung yang menyerupai wajah Manggale, dan saran dari tabib inipun dilaksanakan di sebuah hutan. 

Ketika Patung ini telah selesai, Penasehat kerajaan mengadakan satu upacara untuk pengangkatan Patung Manggale ke istana kerajaan. Sang tabib mengadakan upacara ritual, meniup Sordam dan memanggil roh anak sang Raja untuk dimasukkan ke patung tersebut. Patung ini diangkut dari sebuah pondok di hutan dan diiringi dengan suara Sordam dan Gondang Sabangunan.

Setelah rombongan ini tiba di istana kerajaan , Sang Raja tiba-tiba pulih dari penyakit karena sang Raja melihat bahwa patung tersebut persis seperti wajah anaknya.

Inilah asal mula dari patung Sigale-gale (Patung putra seorang Raja yang bernama Manggale).

\"Batak\"

Patung Sigale-gale ditaruh di sebuah pondok kecil yang berada di hutan. Dan apabila sang Raja rindu terhadap anaknya yang telah tiada, maka kerajaan akan mengadakan upacara ritual untuk mengangkat patung Sigale-gale dari pondok di hutan ke istana kerajaan.

Catatan :

Sordam dan Gondang Sabangunan dimainkan untuk memohon berkat dari arwah para leluhur.

Sumber : http://www.samosirtourism.com/com_content.php?lang=id&com_content=legend&dtl=sigalegale

 

 

Menengok Musium Batak Tomok

museum batak tomok

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Yak pagi ini saya sudah siap berkeliling Tomok, sebuah desa kecil di Pulau Samosir yang penuh dengan budaya dan sejarah di Tanah Batak. Tomok sekaligus menjadi tujuan utama tempat wisata di Pulau Samosir selain Tuk Tuk Siadong. Objek-objek wisata di Tomok ini berada dalam satu komplek yang berjejer saling bersebelahan. Kompleknya juga nggak luas, Anda nggak akan sampai kecapekan berjalan kaki mengelilingi objek wisata di Tomok. Bahkan lokasinya juga tidak jauh dari Penginapan Roganda yang saya tempati untuk tidur tadi malam.

Perjalanan pagi ini saya mulai dari objek yang berada paling ujung di dalam baru nanti saat keluar saya mampir ke objek-objek lainnya. Objek yang paling ujung adalah Museum Batak Tomok. Museum Batak berbentuk rumah adat Batak yang sangat cantik dan menarik dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Begitu masuk halaman museum, suasana peninggalan megalitikum begitu terasa. Terdapat patung-patung dan meja dari batu dengan ukuran kecil yang terletak di pojok.

Liburan Hemat Medan - Lake Toba
Pilihan Bahasa
KUNJUNGAN KE WEB INI