Vihara Gunung Timur

Sejarah Etnis Tionghoa di Vihara Gunung Timur

Kota Medan memang kaya akan etnis suku dan budaya. Banyak bangunan bersejarah umat beragama menghiasi kota ini. Masjid Raya Al Mashun di Jl. Sisingamangaraja, merupakan masjid yang menjadi ikon kota Medan, Gereja Grha Maria Annai Velangkanni di Jl. Sakura III, merupakan gereja dengan model bangunan seperti kuil di India, dan tak kalah dari bangunan lainnya, berdiri dengan kokoh Vihara Gunung Timur, sebagai tempat beribadah umat Budha di Medan.

Vihara Gunung Timur ini terletak di Jl. Hang Tuah No. 16 Medan, tidak jauh dari Kuil Sri Mariamman. Vihara ini didirikan secara bersama-sama dan gotong royong oleh umat Budha di Medan. Selain sebagai tempat beribadah bagi umat Budha, vihara ini juga sebagai tempat wista yang terkenal di kota Medan. Bahkan vihara ini termasuk bangunan yang dilidungi di Medan. Dulunya, tanah bangunan ini merupakan tanah yang curam di dekat sungai Babura, namun pada tahun 1960, mulailah dibangun vihara ini.  Pada pintu masuk vihara, tampak hiasan patung-patung singa dan naga yang menjadi ciri khas etnis tionghoa. Saat masuk ke dalam vihara, terdapat sebuah tempat untuk bersembahyang, dihiasi dengan dupa dan lilin. Di dekat tempat bersembahyang ada sebuah bedug, yang ditabuh pada saat hari raya Imlek. Pada saat hari raya, vihara ini akan ramai karena sering diadakan arak-arakan barongsai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Untuk masuk ke vihara ini tidak dipungut biaya, dan vihara ini terbuka bagi siapapun. Hampir semua benda di dalam vihara berwarna merah dan kuning, warna yang cerah, yang melambangkan keberuntungan. Di dalam vihara juga terdapat patung budha, yang dihiasi bunga dan lilin. Selain itu, hiasan dinding dan penyangga bangunan terlihat kokoh berwarna coklat tua, dengan tulisan huruf cina yang melekat pada tiang-tiang tersebut mengandung histori tersendiri bagi umat Budha. Ornamen yang ada di vihara ini juga mirip dengan ornamen yang ada di vihara-vihara di Hong Kong.  Di atas genteng juga ada hiasan naga yang saling berhadapan berwarna hijau. Pada hari-hari biasa memang vihara ini terlihat sepi, namun pada saat perayaan besar, vihara ini ramai dikunjungi wisatawan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

sumber : http://medan.panduanwisata.com/wisata-sejarah-dan-pendidikan/sejarah-etnis-tionghoa-di-vihara-gunung-timur/